Kelas Diaspora dan Migrasi Internasional Belajar di Gerakan Sedekah Cilacap

Selama empat tahun terakhir, Gerakan Sedekah Cilacap telah menyalurkan bantuan untuk masyarakat ekonomi lemah di wilayah Kabupaten Cilacap. Awalnya bantuan diberikan dalam bentuk bantuan tunai, lalu berkembang dalam bentuk bantuan tempat tinggal, bantuan produktif, bantuan kesehatan seperti ambulans dan bantuan pendidikan. Sebagian besar dari dana bantuan ini bersumber dari pekerja migran Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri dan sianya berasal dari sumbangan dalam negeri.

Terkait dengan hal ini, mata kuliah Politik Diaspora dan Migrasi Internasional melakukan kunjungan ke markas Gerakan Sedekah Cilacap untuk mempelajari kehidupan migran, dalam hal ini buruh migran Indonesia. Dalam kunjungan ini peserta kelas melakukan diskusi dengan Ketua GSC Bapak Hidayat dan Koordinator Harian Ibu Kholia. GSC digerakkan sepenuhnya oleh sukarelawan yang bekerja di seluruh Kabupaten di Cilacap untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dari diskusi ini dipelajari bagaimana BMI berkontribusi pada perekonomian nasional tidak hanya melalui devisa, namun juga bantuan langsung pada masyarakat miskin di daerah mereka tinggal. Hal ini dapat terjadi dengan adanya komunikasi antar individu yang memiliki inisiatif kuat yakni para penggerak GSC dengan para BMI di luar negeri. Selain pengelolaan di Cilacap, terdapat organisasi Gerakan Sedekah di masing-masing negara pengirim.

Memahami Daya Saing Nelayan di Pesisir Jawa Bagian Selatan

Pada hari Senin tanggal 30 Oktober 2017, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman mengadakan lokakarya penelitian bertajuk “Strategi Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Daya Saing Nelayan Tradisional di Wilayah Pesisir Pulau Jawa Bagian Selatan”. Penelitian tersebut merupakan penelitian dari tiga pembicara utama dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta, yaitu Dr. Asep Kamaluddin, M.Si, Dr. Ni Putu Eka, M.Si, dan Dr. Kusumajanti, M.Si.

Acara ini merupakan kerja sama antara Soedirman Center of Global Studies (SCGS) HI UNSOED dan Program Studi Hubungan Internasional UPN Jakarta. Acara yang berlansung di Ruang Sidang FISIP UNSOED tersebut dibuka oleh Dekan FISIP Dr. Jarot Santoso, M.S., dengan moderator Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc dan penanggap Dr. Agus Haryanto, M.Si yang merupakan staf pengajar Jurusan HI UNSOED.

Pembicara pertama Dr. Asep Kamaluddin, M.Si menyampaikan penelitian ini dari sudut pandang ilmu hubungan internasional. Menurut Morgenthau (1954), kekuatan ekonomi laut berawal dari konteks pemikiran strategis yang mengarah pada kekuatan nasional mengenai pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam. Dr. Asep menyampaikan, pengukuran kekuatan nasional meliputi kontrol atas sumber daya, kontrol terhadap aktor, kontrol terhadap kejadian dan hasil. Contoh kontrol sumber daya adalah tidak boleh pakai puket harimau, sementara kontrol terhadap aktor adalah meningkatkan pemerintah dan non-negara (organisasi nelayan). Kontrol terhadap kejadian dan hasil menempatkan data-data yang terukur untuk melihat perkembangan yang terjadi. Menurut penelitian yang telah dilakukan, pantai-pantai di Gunung Kidul menghasilkan kekuatan ekonomi sebesar 69 miliar rupiah per tahun. Salah satu masalah yang ada adalah kepemilikan kapal. Sementara negara-negara lain memiliki kapal yang memproduksi langsung sarden atau kornet langsung di kapal sehingga begitu di pantai sudah ada pembeli yang menunggu, nelayan di pantai Gunung Kidul tidak mampu membeli kapal ratusan juta seperti itu.

Pembicara kedua Dr. Ni Putu Eka, M.Si menyampaikan penelitian melalui sudut pandang ekonomi-politik. Seperti pemaparan yang disampaikan Dr. Eka, nelayan tradisional di pesisir Jawa bagian selatan lebih banyak menggunakan perahu kendaraan 10 Gross Ton. Tempat pelelangan ikan di sana merupakan tempat bertemunya nelayan tradisional dan pembeli.

Masalah yang muncul adalah, nelayan tradisional di Malang Selatan tidak ada yang merupakan warga masyarakat dari Malang Selatan. Nelayan tradisional yang ada berasal dari Sidoarjo, Bugis, Banyuwangi, bahkan Jakarta. Di Malang Selatan sendiri, masyarakat lebih memilih kerja dalam pertanian. Hal ini mirip dengan situasi di Bali. Nelayan di Bali Utara berasal dari Pandeglang, karena masyarakat Bali memilih menjadi pengukir, melukis, dan sebagainya yang berkaitan dengan aktivitas kreatif.

Yang menjadi bahaya, menurut Dr. Eka, bagaimana jika dalam beberapa tahun ke depan nelayan-nelayan tersebut bekerja di perusahaan-perusahaan penangkapan ikan besar luar negeri, yang mampu memberi gaji cukup setara nelayan tradisional lainnya. Dengan kapal yang memadai, mereka bahkan bisa transaksi di tengah laut, tanpa harus ke Tempat Pelelangan Ikan.

Dalam hal ini, kondisi ideal yang harus menjadi pemikiran kita dari sisi ekonomi adalah SDA nelayan bisa berperan dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (retribusi) Pemda. Tapi memang ada dilema, yaitu ketika nelayan meningkatkan penangkapan dengan pukat harimau, padahal itu berbahaya bagi kelangsungan siklus hidup ikan. Dari sisi politik, dukungan anggaran pemerintah terhadap sektor perikanan masih jauh di bawah sektor pertanian, karena ikan belum menjadi makanan mayoritas penduduk Indonesia. Generasi masyarakat Indonesia adalah generasi yang kurang mengkonsumsi protein nabati. Hal itu masih ditambah lagi, misalnya di Malang Selatan, cold storage untuk ikan jauhnya 15 km dari tempat nelayan. Fasilitas kurang memadai.

Pembicara ketiga Dr. Kusumajanti, M.Si menyampaikan hasil penelitian dari sisi komunikasi. Dari sisi komunikasi, kelompok nelayan merupakan sumber kekuatan nelayan tradisional. Kelompok ini dapat menentukan harga jual serta menentukan titik-titik pengambilan ikan. Dalam kelompok inilah pemerintah dan nelayan bisa bekerja sama. Misalnya, dalam penukaran alat tangkap pukat harimau dengan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan yang disediakan pemerintah. Sebab, jika memakai pukat harimau, ikan-ikan kecil hanya akan dibuang ke laut. Itu sebabnya ikan jadi habis. Jadi sampai Desember 2017, program penukaran semacam itu akan terjadi di Indonesia.

Model komunikasi kelompok yang baik menurut Dr. Kusumajanti adalah model interaksional, yaitu memanfaatkan pengalaman nelayan maupun pemerintah sendiri dan berbagi informasi. Antaranggota kelompok mesti memiliki keterbukaan, dan kelompok yang terbuka lebih mudah untuk mengerjakan sesuatu.

Semoga pemaparan hasil penelitian ini mampu memberikan tambahan pengetahuan, wawasan, dan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi laut Indonesia.

HI hebat!

Merayakan ASEAN: Membangun Perdamaian dan Perkembangan Kultural di Asia Tenggara

Pada tanggal 29 Oktober 2017, Korps Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman mengadakan seminar bertajuk “ASEAN Network: Peace, Democracy, and Culture in ASEAN 2017”. Seminar terbatas ini dilaksanakan di Aula FISIP UNSOED dan dihadiri oleh 50 peserta. Peserta yang hadir berasal dari berbagai universitas, seperti UNSOED, UMP (Universitas Muhammadiyah Purwokerto), dan IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Purwokerto, serta belasan mahasiswa asing dari Malaysia, Thailand, dan Tiongkok.

Kegiatan ini merupakan satu bagian dari kontribusi KOMAHI UNSOED sebagai bagian dari Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (FKMHII) Korwil 4 (wilayah Jawa Tengah dan DIY) untuk bersama-sama memahami perdamaian, demokrasi, dan kultur di kawasan Asia Tenggara. Dengan ini, generasi muda mampu memposisikan diri dalam memajukan kampanye ASEAN, yaitu “One ASEAN One Identity”.

KOMAHI menampilkan dua pembicara yang relevan dengan semangat di atas. Pembicara pertama adalah Arief Bakhtiar D. yang merupakan staf pengajar Jurusan Hubungan Internasional UNSOED. Pembicaa kedua adalah Ahmad Rizky Mardhatillah Umar yang merupakan peneliti di Pusat Studi ASEAN Universitas Gadjah Mada. Pembicara pertama menampilkan tema besar perdamaian melalui materi penyelesaian melalui jalur diplomasi dalam sengketa Laut Tiongko Selatan, sementara pembicara kedua menampilkan tema besar sosio-kultural melalui materi kemajuan dan perkembangan identitas bersama di kawasan. Dua tema besar tersebut merupakan dua dari tiga pilar Komunitas ASEAN, yang berupa pilar keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosio-kultural.

Semoga acara ini mampu memperluas wawasan dan mempertajam pengetahuan kita mengenai isu-isu baru di kawasan Asia Tenggara yang berkorelasi dengan kemajuan ASEAN.

HI hebat!

Pendaftaran Seminar Nasional Strategi Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Daya Saing Nelayan Tradisional

Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman membuka pendaftaran seminar nasional. Seminar nasional kali ini bertajuk “Strategi Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Daya Saing Nelayan Tradisional di Wilayah Pesisir Pulau Jawa Bagian Selatan”. Seminar ini adalah kerja sama antara Soedirman Center of Global Studies Jurusan HI UNSOED dan Program Studi HI UPN Jakarta.

Untuk pendaftaran seminar nasional bisa melalui admin Jurusan HI di kantor jurusan. Seminar nasional ini bersifat gratis, dengan fasilitas makan siang dan sertifikat. Semoga bermanfaat.

HI hebat!

Lokakarya Akreditasi: Menuju HI yang Berkualitas

Pada hari Senin tanggal 23 Oktober 2017, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman mengadakan lokakarya akreditasi di Libero Cafe & Resto. Lokakarya akreditasi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu sesi pagi adalah seminar yang diisi oleh Prof. Dr. P. Israwan Setyoko, dan sesi siang adalah rapat akreditasi jurusan yang dipimpin Muhammad Yamin, M.Si selaku ketua jurusan HI.

Lokakarya akreditasi ini dirancang sebagai bagian untuk meningkatkan serta menjaga kualitas pendidikan dan pengajaran terus dilakukan HI UNSOED. Tujuan akreditasi adalah meningkatkan kualitas program studi yang ada melalui penyempurnaan penilaian akreditasi atau mengevaluasi nilai akreditasi yang sudah diperoleh. Seperti telah diketahui, akreditasi program studi menjadi tolok ukur yang digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu serta kelayakan program studi sarjana dalam menyelenggarakan program-programnya.

Dalam lokakarya tersebut, tim akreditasi dari HI UNSOED telah menyelesaikan beberapa poin dari tujuh borang akreditasi yang dibutuhkan, yang selanjutnya diperiksa dan dikoreksi oleh Prof. Israwan. Untuk menuju pengerjaan borang yang berkualitas, tim akreditasi akan terus menyempurnakan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan selama ini. Melalui lokakarya ini, jurusan HI UNSOED diharapkan akan mampu berbenah ke arah yang tepat, yaitu menuju program studi yang berkualitas.

HI hebat!

istanbul escort bayan

Kemeriahan Komahi’s Birthday

Korps Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman atau Komahi UNSOED berulang tahun yang ke-6 pada bulan Oktober ini. Untuk merayakan ulang tahun tersebut, Komahi menyelenggarakan malam perayaan pada hari Jumat, 20 Oktober 2017. Dalam malam perayaan tersebut, beberapa dosen hadir untuk turut memeriahkan acara, diantaranya Soni Martin Anwar selaku pembina Komahi, Muhammad Yamin selaku ketua jurusan, Ayusia Sabhita Kusuma, Nurul Azizah Zazyda, Sri Wijayanti, dan Arief Bakhtiar D.

Acara tersebut diawali dengan sambutan dari Bapak Soni Martin Anwar selaku pembina Komahi, Bapak Muhammad Yamin selaku ketua jurusan, serta Bapak Ahmad Sabiq, M.A. selaku wakil dekan III bidang kemahasiswaan. Setelah acara pemotongan tumpeng sebagai perayaan simbolis, acara selanjutnya adalah hiburan stand up comedy, penampilan seni per angkatan dan pemberian hadiah lomba. Dalam acara ini, Ibu Ayusia Sabhita sebagai perwakilan dosen turut memeriahkan acara dengan tampil ke atas panggung menyanyikan lagi Payung Teduh yang berjudul Akad. 

Semoga Komahi menjadi organisasi yang semakin dewasa, semakin sukses, dan terus memberikan inovasi-inovasi kegiatan dalam mendukung Jurusan HI menjadi jurusan yang berkualitas. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Ahmad Sabiq, M.A. dan kesediaannya memberikan sambutan.

HI hebat!

escort istanbul

Teori Pembangunan Internasional

Judul              : Teori Pembangunan Internasional

Tahun Terbit: 2017

Penulis          : Muhammad Yamin dan Agus Haryanto

E-book          : tersedia

 

 

 

 

 

 

 

 

Sejak lama, dari para petani kopi atau para produsen suvenir sampai para akademisi di Indonesia telah mengetahui bahwa apa yang sedang berlangsung dalam ranah domestik memiliki keterkaitan dengan apa yang terjadi dalam arena internasional. Terkadang keterkaitan tersebut memiliki hubungan yang menguntungkan bagi pembangunan, namun tidak jarang pula menghasilkan kerugian bagi suatu negara. Misalnya, jika produk-produk unggulan kita tidak bisa masuk negara atau wilayah tertentu karena adanya aturan proteksi adalah bentuk kerugian. Namun jika tidak ada proteksi yang ketat , maka hal tersebut memberikan keuntungan bagi produk unggulan kita.
Oleh karena itu, peluncuran dan penerbitan buku Teori Pembangunan Internasional ini bisa kembali menggugah kesadaran kita bahwa ekonomi-politik internasional sangat relevan dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam pembangunan suatu negara. Persoalan ekonomi, sosial, politik, bahkan persoalan kebudayaan di Indonesia tidak mungkin lagi dilepaskan dari situasi masyarakat internasional.
Dari segi isi, buku ini berusaha mengumpulkan beberapa teori dan konsep kunci dan memberikan pemahaman sekaligus analisis mengenai liberalisme, kapitalisme, dependensia, serta konflik internasional yang masih terus berlangsung dalam hubungan antarnegara. Penelusuran atas munculnya teori atau konsep-konsep dalam buku ini merupakan bagian penting untuk membentuk kerangka berpikir dan menajamkan pisau analisis untuk memahami persoalan pembangunan di Indonesia, yang kemudian masih bisa dikembangkan lagi dalam konteks pembangunan internasional.
Buku ini juga memberikan semacam diskusi lanjutan di akhir tiap tulisan karena penulis menyertakan bacaan lanjutan yang memungkinkan pembacanya untuk merangsang diskusi lebih lanjut tentang berbagai persoalan pembangunan. Dari pembacaan atas buku ini serta diskusi lanjutan yang ada itulah kita berharap dapat terus belajar, utamanya demi kemajuan pembangunan Indonesia.

/>

istanbul escort

Ramah Tamah Dosen

Pada hari Kamis, 19 Oktober 2017, para staf pengajar dan admin Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, serta beberapa dosen lain dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan organisasi-organisasi UNSOED mengadakan kegiatan ramah tamah. Kegiatan ramah tamah ini berlangsung di kediaman Ibu Sri Wijayanti, Perumahan Sapphire.

Kegiatan ini diadakan untuk mempererat tali silaturahmi antardosen UNSOED di tengah kesibukan sehari-hari sebagai pengajar. Semoga dengan adanya kegiatan ramah tamah ini komunikasi antardosen dan antarinstitusi semakin terpelihara.

HI hebat!

Persyaratan Mengajukan Outline Tugas Akhir

Seperti telah disampaikan pada Sosialisasi KTA yang telah dilaksanakan pada 7 September 2017 lalu, dan dapat dibaca pada buku Panduan Menyusun Rencana Penelitian dan Skripsi, terdapat beberapa syarat tambahan untuk dapat mengajukan outline tugas akhir, yaitu:

  1. Telah mengikuti pelatihan penulisan ilmiah yang diselenggarakan oleh Jurusan Hubungan Internasional
  2. Telah mengikuti tes TOEFL UEPT Unsoed, dibuktikan dengan sertifikat UEPT.

Dimohon perhatiannya pada segenap siswa yang akan mengajukan outline tugas akhir.

 

 

Seminar Jurnal: Menuju Indeks SCOPUS

Dua perwakilan staf pengajar Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman (HI UNSOED), Ayusia Sabhita Kusuma dan Arief Bakhtiar D., M.A., mengikuti seminar bertajuk “Journal Animal Production Menuju Indeks SCOPUS pada hari Rabu, 18 Oktober 2017. Seminar tersebut diselenggarakan di Ruang Rapat Lantai 1 Fakultas Peternakan UNSOED. Panitia menampilkan akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc. sebagai pembicara utama.

Menurut Dr. Anuraga, akses terhadap jurnal merupakan hal penting yang mesti dilakukan oleh universitas. Biaya yang dibutuhkan cukup besar. IPB membayar 800 juta rupiah untuk berlangganan jurnal SCOPUS.

Dr. Anuraga memaparkan mengenai tahapan dan inisiasi Jurnal Media Peternakan di IPB. Jurnal Media Peternakan melakukan inisiasi untuk menjadi jurnal internasional pada tahun 2010. Jurnal tersebut kemudian baru terindeks pada 24 Februari 2016. Tim jurnal juga melakukan diskusi dan lokakarya dengan Prof. Jung K. Ha dari Asian-Australian Journal of Animal Sciences (AJAS), para pakar, dan tim Dikti. Tim kemudian melakukan indeksasi portal jurnal, memperbaiki situs, perbaikan substansi (meliputi ethics & policy, rekrutmen editor dan pereviu internasional yang kompeten dan komitmen), serta menjaga ketepatan waktu terbit.

Strategi yang diperlukan, menurut Dr. Anuraga, setidaknya ada tiga. Pertama, perbaikan kualitas, yaitu mengikuti aturan akreditasi yang berlaku. Kedua, jurnal online, yaitu menyediakan informasi yang sejelas-jelasnya dalam situs. Ketiga, diseminasi, yang meliputi kegiatan indeksasi dan promosi ke universitas lainnya.

Semoga dengan pengetahuan dan pengalaman dalam acara ini jurnal di HI UNSOED semakin berkembang. HI hebat!