HI Proud in 3 Months: January-March Period
Pertama-tama kami ucapkan selamat kepada rekan-rekan yang telah meraih prestasi dan mengharumkan nama HI Unsoed di tiga bulan pertama 2021 ini. Beberapa mahasiswa dari berbagai angkatan di antaranya Herdho Husna Akmala dari HI 2017, Isnaini Kholifatu Rohmah dan Laudzira Syacharonna dari HI 2018, Jupi Supriatna dari HI 2019, serta Haura Tsabita, Aziel Alpansyah, I Putu Arya Aditia, dan juga Yosafat Sean Sudono dari HI 2020 telah mewakili nama HI Unsoed di berbagai perlombaan dan kegiatan lainnya.
Jurusan HI Unsoed bersama dengan Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) KOMAHI sangat mengapresiasi pencapaian rekan-rekan semua, dan semoga dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk lebih aktif lagi dalam membawa nama baik HI Unsoed.
Pada tulisan ini, kami mencoba memilih salah satu perwakilan yaitu Jupi Supriatna dari HI 2019 untuk menceritakan serta memberi motivasi kepada teman-teman semua dalam meraih penghargaan. Jupi Supriatna atau yang kerap dipanggil Jupi ini merupakan salah satu mahasiswa yang aktif baik di kelas maupun di luar perkuliahan. Sejak SMA hingga kuliah saat ini, ia sangat gemar dengan dunia debat dan juga public speaking. Hal tersebut tumbuh dan terasah berkat dukungan yang sangat baik dari lingkungan keluarga, sekolah, dan pertemanan yang mendorong Jupi untuk selalu terbuka dan tidak malu-malu dalam berbicara. Ditambah Jupi pun sangat menyukai adrenalin dan berkompetisi agar dapat mengukur kemampuannya, serta menemukan insight baru dari setiap kegiatan yang diikuti.
Menurut Jupi, public speaking bukan hanya soal berbicara saja, namun kita perlu menggabungkan antara kemampuan kita dalam berbicara serta berpikir. Untuk pengalaman, Jupi pun pernah mengikuti lomba debat hingga tingkat provinsi, nasional, hingga internasional. Di kota asalnya, Tasikmalaya, ia sudah dikenal sebagai debater yang unggul, maka tak jarang untuk diundang sebagai juri dalam beberapa kompetisi debat.
Tentu semua lomba yang Jupi ikuti telah memberi pengalaman berharga, baik itu menang maupun kalah. Jika memang juara, artinya memang suatu usaha tidak akan mengkhianati hasil, tetapi jika kalah pun ia berusaha untuk belajar serta menelaah apa saja yang belum dioptimalkan. Tak lupa Jupi pun melihat kelebihan dari orang lain yang dapat ia tiru maupun dijadikan motivasi. Di setiap perlombaan, ia tidak berharap akan juara ataupun materi yang didapat, tetapi lebih mengutamakan benefit serta esensi dari perlombaan itu sendiri seperti ilmu, relasi, hingga pengalaman.
Jupi juga membagikan beberapa tips and trick kepada teman-teman HI ketika ingin mengikuti suatu perlombaan. Tips yang pertama jangan memasang mindset harus juara, tapi berikanlah penampilan terbaik dari diri teman-teman. Tips kedua yaitu manajemen waktu, dengan mengikuti perlombaan tersebut waktu teman-teman mencukupi atau tidak. Tips yang paling penting adalah latihan. Menurut Jupi banyak orang yang salah dengan pemikiran lomba pertama dilakukan dengan santai, seharusnya ketika seseorang memilih mengikuti perlombaan, ia pun harus berlatih sehingga ketika tidak mendapat juara di perlombaan setidaknya skill-nya lebih terasah karena latihan yang sudah dilakukannya.
Kemudian berbicara mengenai trick, Jupi menyarankan kepada teman-teman HI untuk mencari lingkungan yang satu frekuensi dengan apa yang teman-teman sukai sehingga akan membantu teman-teman dalam berproses ke depannya. Contohnya adalah ketika Jupi menyukai public speaking, ia mengikuti debate community, MUN community, dan UKM ESOF yang bergerak di bidang kebahasaan. Dari hal tersebut pula, Jupi menemukan banyak relasi dan berbagai info tentang perlombaan.
Jupi juga menanggapi pertanyaan yang sering ditanyakan oleh beberapa orang, yaitu mengenai bagaimana menjadi seseorang yang hebat. Menurut Jupi, ketika ingin menjadi seseorang yang hebat hal yang harus dilakukan adalah latihan. Seseorang tidak akan cukup ketika hanya mengamati orang yang menjadi role model-nya tanpa ia sendiri berlatih untuk mewujudkannya.
Selain itu, Jupi juga menyampaikan bahwa sebagai manusia kita hanya bisa berlatih karena Tuhan lah yang mengatur ke depannya. Harapan yang dinilai baik oleh manusia juga belum tentu dinilai baik oleh Tuhan, bisa jadi Tuhan merencanakan jalan yang lebih baik daripada harapan kita. Jupi berpesan kepada teman-teman ketika mengikuti suatu perlombaan dan hasilnya belum sesuai keinginan, teman-teman harus menjadikan pengalaman tersebut sebagai guru untuk ke depannya karena guru terbaik dalam hidup adalah kesalahan dan pengalaman.