Presiden Diperkirakan Bahas Isu TKA dengan PM Cina
Presiden Jokowi dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Cina, Li Keqiang, Senin (7/5). Sebelumnya diberitakan bahwa pertemuan yang mewakilkan dua negara itu akan berlangsung hari ini, namun setelah dikonfirmasi staf kepresidenan, pertemuan diagendakan esok.
Menurut Dr. Agus Haryanto, pengamat Hubungan Internasional Universitas Nenderal Soedirman, kunjungan perdana Li sebagai PM Cina ini akan membahas beberapa agenda. Setidaknya ada tiga agenda yang akan dibahas. Pertama, soal One Belt and One Road (OBOR) Initiatives. Yaitu bagaimana implementasi OBOR akan diimplementasikan di Indonesia.
“Di beberapa negara lain, rencana OBOR berubah. Nah, untuk konteks Indonesia, saya kira Cina ingin tahu kemungkinan implementasi OBOR dan melihat bagaimana reaksi Indonesia. Kedua, tentang Kereta Cepat Jakarta Bandung yang perkembangannya lambat. Saya kira ini akan masuk dalam pembahasan teknis penyebab keterlambatan proyek ini,” kata dia ketika dihubungi oleh Republika.co.id, Ahad (6/5).
Selain itu, pertemuan juga rencananya akan membahas seputar perekonomian dan perdagangan. Sejak 2017, Indonesia-Cina telah memiliki Strategic Partnership 2017 -2021. “Pada kunjungan kali ini juga kemungkinan akan membahas perkembangan kerja sama kemitraan tersebut,” tambah dia.
Untuk isu pembicaraan Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina di Indonesia, menurut pengamat yang juga menjabat sebagai Direktur Soedirman Center of Global Studies ini, momentum pas agar kedua negara bisa membicarakannya dengan bijaksana. Presiden harusnya bisa lebih memanfaatkan agenda ini untuk perbincangan tersebut.
“Bisa dengan menawarkan proyek pembangunan infrastruktur sesuai dengan skema Indonesia. Tawarkan proyek yang memang menjadi prioritas di Indonesia. Cara ini bisa menutup perdebatan di masyarakat mengenai jutaan TKA ilegal,” tambahnya.
Masyarakat pun akan menilai bahwa pemerintah memang menegakkan aturan mengenai TKA yang masuk sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan yang diperlukan negara. “Itu akan menjadi jelas bila keran aduan soal TKA dibuka.”
Li terakhir kali mengunjungi Indonesia pada tahun 2008 saat masih menjabat sebagai wakil perdana menteri negara berpenduduk terbesar di dunia itu. Kunjungan Li juga menandai lima tahun kemitraan strategis dan komperehensif Indonesia-Cina dan 15 tahun kemitraan strategis ASEAN-Cina. Selama kunjungan di Indonesia nanti, Li dan Jokowi akan mengeluarkan pernyataan bersama dan menandatangani beberapa dokumen kerja sama berbagai sektor, termasuk perdagangan dan investasi.
Setelah dari Indonesia, PM Li Keqiang akan terbang ke Jepang. PM Li melawat ke Jepang atas undangan PM Jepang Shinzo Abe sekaligus menghadiri pertemuan para pemimpin Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Sumber: Republika.

Pada hari Kamis, 26 April 2018, para pengurus jurnal Universitas Jenderal Soedirman mengikuti pelatihan menuju jurnal terakreditasi di Fakultas Kedokteran. Pelatihan tersebut diisi oleh Pak Juni Sumarmono, Ph.D dan Pak Amin Fathoni, Ph.D. Dalam acara tersebut, Pak Juni menyampaikan informasi bahwa saat ini terdapat 431 jurnal terakreditasi di Indonesia. Untuk menuju jurnal terakreditasi, pedoman yang digunakan masih menggunakan Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah tahun 2014.
Pada tanggal 5 Februari 2018, seluruh staf pengajar Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman melanjutkan penyelesaian borang akreditasi di luar kantor. Kali, kerja akreditasi berlangsung di Warung Betutu Bu Um, di pinggir Waduk Penjalin. Kegiatan di luar kantor ini dimaksudkan sebagai penyegaran kerja akreditasi yang menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran selama beberapa pekan terakhir.
Diiringi hujan yang terus turun, para staf pengajar menyelesaikan target-target yang telah ditentukan di awal rapat akreditasi. Penyelesaian borang sempat dihentikan untuk makan siang bersama, untuk kemudian dilanjutkan kembali sampai sore hari.
Pada hari Rabu, 13 Desember 2017, dua staf pengajar Jurusan Hubungan Internasionl Universitas Jenderal Soedirman, Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc. Sc. dan Arief Bakhtiar D., MA., mengikuti pelatihan pengisian DOI jurnal di Gedung Rektorat lantai 3. Pelatihan pengisian DOI tersebut dibimbing oleh Pak Romanis Edy Prabowo. Pelatihan berlangsung mulai pukul 13.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB. Pelatihan diikuti oleh seluruh pengurus atau pengelola jurnal baik di tingkat prodi, jurusan, maupun fakultas di Universitas Jenderal Soedirman.
Pada tanggal 11 Desember 2017 yang jatuh pada hari Selasa lalu, kelas mata kuliah Ekonomi Politik Internasional dan Politik Perdagangan Internasional Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman mengadakan kegiatan yang cukup tak biasa. Apabila perkuliahan selama ini diadakan di kelas, kali ini materi diisi dengan kegiatan outdoor class. Sebanyak kurang lebih 90 mahasiswa mengunjungi workshop kerajinan Keramik Terra Berkarya dengan didampingi tiga orang dosen pengampu mata kuliah yang terlibat. Workshop ini sendiri bertempat di Gembong, Bojongsari, Purbalingga.


Keramik Terra Berkarya sendiri merupakan usaha yang telah sebelumnya ditekuni oleh ayah dari Ibu Yanti, yang kemudian diteruskan oleh beliau sepeninggalan sang ayah. Bu Yanti yang telah terlibat dalam usaha kerajinan ini semenjak masih berada di sekolah mengembangkan usahanya hingga makin maju, inovatif, dan terdiferensiasi tanpa mengorbankan kualitas. Dengan terus memperluas koneksi dengan tokoh-tokoh perdagangan di Indonesia, maupun atase-atase luar negeri, Bu Yanti mampu memperluas pasarnya di luar negeri. Pelatihan-pelatihan seperti di Vietnam maupun Tiongkok dijalani untuk meningkatkan kualitas dan membawa teknologi yang meningkatkan efesiensi dan kualitas pengerjaan kerajinan teknik. Usaha-usaha tak kenal lelah Bu Yanti untuk menggerakan dan memajukan kerajinan keramiknya membawa keramik Terra berKarya berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan keramik kelas dunia Pier1 dan memantapkan kerjasamanya sebagai supplier poci untuk berbagai perusahaan teh termasuk Teh Poci, Teh Sosro, Tong Jie, 2Tang, Teh Slawi, dan sebagainya. Penghargaan dari Presiden Soeharto pun berhasil di raih, memantapkan langkah Bu Yanti dalam bisnis keramik nasional dengan menjaminkan bantuan dari pemerintah daerah maupun nasional.
Dalam kesempatan kunjungan ini, bukan hanya Bu Yanti yang berbagi pengalamannya, namun juga beberapa rekan mahasiswa yang telah merintis karir enterpreneurnya sedari dini. Kunjungan ini kemudian sekaligus menjadi ajang berbagi tips dan trik dari Bu Yanti, serta nasihat-nasihatnya, termasuk untuk menjadi pintu rejeki bagi orang lain. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan acara makan siang bersama dan diakhiri dengan acara menghias keramik celengan ayam dengan lukisan cat warna. Keramik ini nantinya dapat dibawa pulang oleh mahasiswa sebagai souvenir dan pengingat kegiatan mereka di workshop Keramik Terra Berkarya tersebut.
Pada tanggal 7-8 Desember 2017, Dr. Agus Haryanto, salah satu staf di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jenderal Soedirman menghadiri Rapat Kerja Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII). AIHII adalah asosiasi yang mewadahi perkumpulan dosen Hubungan Internasional di Indonesia.
Pada hari Selasa, 5 Desember 2017, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman mengadakan simulasi final sidang World Trade Organization (WTO) di Ruang Sidang FISIP UNSOED. Simulasi sidang ini merupakan sidang yang keempat sekaligus yang terakhir, setelah sebelumnya mengadakan upacara pembukaan, pertemuan informal, serta pelatihan table manner di Hotel Santika, Purwokerto. Sidang ini diikuti oleh seluruh mahasiswa HI angkatan 2016 dengan dibantu asisten praktikum dari HI angkatan 2015.