Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman, Jupi Supriatna, tidak pernah membayangkan sebelumnya mendapatkan samir bertuliskan “Duta Bahasa Jawa Barat 2020”, apalagi mengingat ditengah pandemi ini yang membuat semuanya serba terbatas. Pada tanggal 28 Juni 2020, Jupi mengumpulkan esai dan syarat administrasi lainnya untuk seleksi pertama. Pekan selanjutnya, dari 332 pendaftar yang berasal dari 27 kabupaten/ kota di Jawa Barat dengan 11 ragam kemahiran berbahasa asing, diumumkanlah 100 besar Duta Bahasa Jawa Barat. Jupi masuk di situ mewakili Universitas Jenderal Soedirman dan Kota Tasikmalaya.
Pada 100 besar ini, semua peserta dihadapkan dengan serangkaian seleksi secara daring yang sangat menantang, yakni menulis maraton esai tiga bahasa (bahasa Indonesia, Daerah, Asing) dengan waktu 30 menit untuk setiap bahasa secara berturut-turut. Kemudian peserta juga mendapatkan tes kepribadian dengan mengerjakan soal kepribadian dan logika dengan waktu yang terbatas. Selanjutnya peserta juga mengikuti penilaian Uji Kemahiran Berbahasa Asing (UKBA), dimana peserta mendapatkan penilaian kemahiran berbahasa asing dengan tiga sesi, yaitu mendengarkan (listening), menulis (writing), membaca (reading). Sebagai penutup seleksi 100 besar ini, peserta diminta untuk membuat suatu program kebahasaan yang nantinya harus dipresentasikan kepada dewan juri dari Balai Bahasa Jawa Barat. Tes ini juga sekaligus menilai wicara publik (public speaking) peserta karena terdapat sesi tanya jawab.
Pada tahap 100 besar ini, Jupi melahirkan suatu program krida bernama Rumasiasi yaitu singkatan dari “Rumah Apresiasi” yang memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat menulis dan berkarya sastra serta mengapresiasi secara berkelanjutan untuk menjadikan kegiatan menulis dan berkarya sastra menjadi kebiasaan bagi masyarakat khususnya remaja. Program krida Rumasiasi ini diterima dengan baik oleh pihak Balai Bahasa Jawa Barat dan turut mengantarkan saya maju pada tahap 40 besar.
Tahap 40 besar ini terdiri dari 20 orang putera dan 20 orang puteri terpilih yang sekaligus menjadi finalis Duta Bahasa Jawa Barat 2020. Dalam tahap ini, terdapat rangkaian seleksi yang sangat sukar dan padat serta memerlukan pengorbanan dari segi biaya, tenaga, dan waktu ditengah pandemi seperti ini. Tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) berlangsung pada tanggal 6-7 Agustus 2020 secara bersemuka di Balai Bahasa Jawa Barat, Kota Bandung. UKBI berbentuk seperti tes TOEFL, namun versi bahasa Indonesia. Kemudian ada sesi pemotretan finalis untuk kepentingan publikasi dan pemilihan duta media sosial nantinya. Selanjutnya para finalis diberikan pembekalan mengenai kebahasaan, keterampilan wicara publik, keterampilan berbahasa asing, dan wawasan kepribadian dari para ahli yang tentunya sangat inspiratif. Kemudian pada tahap ini juga para finalis diminta untuk membuat video bakat, video tersebut kemudian diunggah melalui kanal youtube Duta Bahasa Jawa Barat. Pada kesempatan ini Jupimenampilkan “Teatrikal Musikalisasi Puisi Perjalanan Kubur Karya Soetardzi Calzoum Bahcri”.
Selanjutnya, para finalis dihadapkan dengan tes wicara publik dan kepribadian secara langsung di Balai Bahasa Jawa Barat, Kota Bandung, pada 25-26 Agustus 2020. Pada tahap ini para finalis dituntut untuk merealisasikan program krida yang dulu disampaikan pada seleksi 100 besar. Kemudian para finalis diminta untuk menulis laporan mengenai purwa rupa dari program krida tersebut.
Acara Final Duta Bahasa Jawa Barat 2020 dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2020 di Hotel El-Royale, Bandung,dengan mengikuti berbagai macam ptotokol kesehatan. Pada acara ini para finalis dilantik secara resmi menjadi Duta Bahasa Jawa Barat 2020 dan diberi samir oleh pihak Balai Bahasa Jawa Barat. Kemudian para Duta Bahasa Jawa Barat 2020 diberikan waktu untuk mempresentasikan program krida yang telah dilaksanakan selama 3 menit. Pada final ke-2 dilaksakan sesi tanya jawab tiga bahasa (bahasa Indonesia, daerah, dan asing). Namun, langkah Jupi harus terhenti di Finalis 20 Besar.
Mudah-mudahan semangat dan upaya Jupi Supriatna menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tidak menyerah dalam meraih prestasi. HI hebat!
